HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BLIGHTED OVUM PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA KOTA KENDARI TAHUN 2014-2017

Meli Adsaktriana, penulis and Sultina Sarita, Pembimbing 1 and Feryani, Pembimbing 2 (2018) HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BLIGHTED OVUM PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA KOTA KENDARI TAHUN 2014-2017. Karya Tulis Ilmiah thesis, Poltekkes Kemenkes Kendari.

Preview

Text KTI MELI ADSAKTRIANA.pdf Download (3MB) | Preview

Abstract

Meli Adsaktriana1 Sultina Sarita2 Feryani2 Latar belakang: Blighted ovum merupakan kehamilan tanpa janin (anembrionik pregnancy) jadi hanya ada kantong gestasi atau kantong kehamilan dan air ketuban saja. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian blighted ovum Di Rumah Sakit Umum Permata Bunda tahun 2014-2017. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah analitik dengan rancangan case controll. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang mengalami blighted ovum dan yang tidak mengalami blighted ovum yang berjumlah 86 orang. Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1 (43:43). Jenis data adalah data sekunder. Data diperoleh dari buku register di Rumah Sakit Permata Bunda Kota Kendari tahun 2017. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan Odds ratio Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan dari 43 responden pada kelompok kasus memiliki usia beresiko 67,4%sedangkan dari 43 responden pada kelompok kontrol memiliki usia tidak beresiko 65,1% dengan nilai OR (3,867) dan p~value (0,003) dan dari 43 responden pada kelompok kasus memiliki paritas Grande Multipara 23,3%, sedangkan dari 43 responden pada kelompok kontrol memiliki paritas Primipara/Multipara 46,5% dengan nilai OR (3,795) dan p~value (0,004). Kesimpulan : Ada hubungan antara usia dan paritas dengan Blighted Ovum. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan konseling, informasi kesehatan, kepada ibu hamil untuk memantau kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar ibu dapat mencegah terjadinya BO makadapat di lakukan pencegahan dengan pemeriksaan TORCH, melakukan pemeriksaan kromosom, menghentikan merokok, membiasakan pola hidup sehat dan mengikuti program keluarga berencana sehingga dapat membatasi kelahiran cukup 2 anak saja.

Actions (login required)

View Item