HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH, PANJANG BADAN BAYI SAAT LAHIR DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI

NINGSIH, WAODE WIDYA (2020) HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH, PANJANG BADAN BAYI SAAT LAHIR DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Kendari.

[img] Text (Skripsi)
Skripsi WA ODE WIDYA NINGSIH.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[img]
Preview
Text (Naskah Publikasi)
NASKAH PUBLIKASI WA ODE WIDYA NINGSIH.pdf

Download (861kB) | Preview

Abstract

Latar Belakang :Stunting merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia, dengan prevalensi yang masih cukup tinggi. Pada riset yang sama, prevalensi stunting di Sulawesi Tenggara melebihi angka nasional yaitu 36%, sedangkan di Kota Kendari 28,6%, dan kasus di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu sebesar 14%. Berbagai faktor risiko penyebab stunting antara lain berat badan lahir rendah,panjang badan lahir <48cm dan status imunisasi. Tujuan : untuk mengetahui hubungan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), panjang badan bayi saat lahir, dan status imunisasi dengan kejadian stunting Pada Baduta Usia 6-23 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Puwatu Kota Kendari. Metode :Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan case control study dan telah dilaksanakan pada tanggal 5 Maret sampai dengan 25 Maret 2021 bertempatan di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari, sampel pada penelitian ini adalah baduta usia 6-23 bulan berjumlah 36 orang yang di ambil dengan metode purposive sampling. Uji statistik yang di gunakanan yaitu uji chi square dan Odd Ratio. Hasil :Hasil penelitian menunjukan berat badan lahir rendah pada kelompok kasus sebesar 84,4% dan kelompok control 15,63%. Panjang badan lahir kategori berisiko pada kelompok kasus yaitu 80,0%, dan kelompok kontrol 20,0%. status imunisasi kategori berisiko pada kelompok kasus sebesar 14,3% dan kelompok control 85.71%. Kesimpulan: Berat Badan Lahir Rendah berhubungan dengan kejadian stunting. Anak Baduta dengan status berat badan lahir rendah berpeluang 22,8 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan dengan anak status berat badan lahir normal (OR=22.8). Panjang Badan Lahir berhubungan dengan kejadia stunting. Anak baduta dengan status panjang badan lahir rendah berpeluang 18 kali lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan anak bersatus panjang badan lahir normal (OR=18). Status Imunisasi tidak berhubungan dengan kejadian stunting sebagai faktor risiko kejadian stunting pada baduta (OR=0,018). Kata Kunci : BBLR, Panjang Badan Lahir, Status Imunisasi, Kejadian Stunting, Baduta Usia 6-23 Bulan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributioncontributorsNIDN/NIDK
UNSPECIFIEDMasrif, Masrif4018087301
UNSPECIFIEDImanuddin, Imanuddin4006046701
Uncontrolled Keywords: BBLR, Panjang Badan Lahir, Status Imunisasi, Kejadian Stunting, Baduta Usia 6-23 Bulan
Divisions: Jurusan Gizi > Prodi Diploma IV Gizi
Depositing User: Unnamed user with email info@poltekkes-kdi.ac.id
Date Deposited: 16 Dec 2021 06:23
Last Modified: 16 Dec 2021 06:23
URI: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/id/eprint/2237

Actions (login required)

View Item View Item