FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLEANG TENGAH KABUPATEN BOMBANA

MARZANDA, MARZANDA (2024) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLEANG TENGAH KABUPATEN BOMBANA. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Kendari.

[img]
Preview
Text
COVER-DAFTAR LAMPIRAN.pdf

Download (795kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (160kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (284kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (205kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (273kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (117kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (210kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
NASKAH PUBLIKASI.pdf

Download (771kB) | Preview
Official URL: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id

Abstract

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Poleang Tengah Kabupaten Bombana. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control dan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni - 12 Juli 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas Poleang Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 6-59 bulan yang berjumlah 318 balita. Sampel penelitian ini sebanyak 68 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kasus (balita yang menderita stunting) dan kelompok kontrol (balita yang tidak menderita stunting). Teknik pengambilan sampel menggunakan sistematis random sampling. Data dianalisis dengan uji statistik Odss Ratio (OR). Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 22,1% balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, 16,2% memiliki riwayat ISPA dan 13,2% pernah menderita diare. Hasil analisis bivariat untuk melihat faktor resiko riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita menunjukkan nilai OR = 2,42 yang dapat diartikan bahwa balita yang tidak diberi ASI eksklusif memiliki resiko menderita stunting 2,4 kali lebih besar dibandingkan balita yang mendapatkan ASI eksklusif, untuk melihat faktor resiko riwayat penyakit infeksi ISPA dengan kejadian stunting pada balita menunjukkan nilai OR = 1,242 yang dapat diartikan bahwa balita yang mengalami ISPA memiliki resiko menderita stunting 1,2 kali lebih besar dibandingkan balita yang tidak mengalami ISPA, dan untuk melihat faktor resiko riwayat penyakit infeksi diare dengan kejadian stunting pada balita menunjukkan nilai OR = 2,214 yang dapat diartikan bahwa balita yang mengalami diare memiliki resiko menderita stunting 2,2 kali lebih besar dibandingkan balita yang tidak mengalami diare. Kesimpulan: Riwayat pemberian ASI eksklusif merupakan faktor resiko dengan kejadian stunting 2,4 kali lebih besar dibandingkan balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (OR = 2,42), riwayat penyakit infeksi ISPA merupakan faktor resiko kejadian stunting 1,2 kali lebih besar dibandingkan balita yang tidak mengalami ISPA (OR = 1,242), dan riwayat penyakit infeksi diare merupakan faktor resiko kejadian stunting 2,2 kali lebih besar dibandingkan balita yang tidak mengalami diare (OR = 2,214). Saran: Penelitian ini menyarankan dapat melakukan penyuluhan kepada ibu balita mengenai stunting, ASI eksklusif, dan penyakit infeksi ISPA dan diare. Kata kunci: Balita, stunting, ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributioncontributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorHasan, HasanUNSPECIFIED
Thesis advisorKasmawati, KasmawatiUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Balita, stunting, ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi
Subjects: R Medicine > RN Nutrition
Divisions: Jurusan Gizi > Prodi Diploma IV Gizi
Depositing User: D4 Gizi -
Date Deposited: 27 Aug 2024 06:16
Last Modified: 27 Aug 2024 06:16
URI: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/id/eprint/4550

Actions (login required)

View Item View Item