Abas, Nurul Syafiqah (2023) FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BADUTA (12-23 BULAN) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAMOLO KECAMATAN LAKUDO KABUPATEN BUTON TENGAH. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Kendari.
|
Text
COVER.pdf Download (764kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I .pdf Download (325kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II .pdf Download (369kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III .pdf Download (443kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV .pdf Download (492kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V .pdf Download (187kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (315kB) | Preview |
|
|
Text
LAMPIRAN .pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Latar belakang : Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara – negara miskin dan berkembang. Balita pendek (stunting) dapat diketahui apabila balita sudah di ukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar buku World Health Organization-Multicentre Growth Reference Study dengan hasil nilai z-scorenya kurang dari -2 standar deviasi (SD) dikategorikan pendek (stunted), sangat pendek (severely stunted) jika nilai z-scorenya kurang dari -3 standar devisi (SD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada anak balita usia 12-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wamolo. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian Case Control Study. Pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling dimana jumlah sampel sebanyak 43 kasus dan 43 kontrol. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diwilayah kerja Puskesmas Wamolo menunjukkan sebagian besar anak baduta mendapatkan pola asuh makan yang cukup atau sebesar 90,7%, anak baduta yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebesar 88,4% dan anak baduta yang mendapatkan MP-ASI dini sebesar 88,4%. Kesimpulan : Anak baduta yang mendapatkan pola asuh makan yang kurang baik memiliki risiko 12,184 kali mengalami stunting dibandingkan dengan yang mendapatkan pola asuh makan yang baik. Anak baduta yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko 11,624 kali mengalami stunting dibandingkan dengan yang mendapatkan ASI eksklusif. Anak baduta yang MP-ASI dini memiliki risiko 7,615 kali mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan MP-ASI dini.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | Pola Asuh Makan, Asi Eksklusif, MP-ASI Dini, Stunting | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RN Nutrition | |||||||||
Divisions: | Jurusan Gizi > Prodi Diploma IV Gizi | |||||||||
Depositing User: | NURUL SYAFIQAH ABAS | |||||||||
Date Deposited: | 29 Aug 2023 06:40 | |||||||||
Last Modified: | 29 Aug 2023 06:40 | |||||||||
URI: | http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/id/eprint/3635 |
Actions (login required)
View Item |