HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI TAHUN 2021

Lamoe, Febby Indriani (2021) HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI TAHUN 2021. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Kendari.

[img] Text
SKRIPSI FEBBY.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img]
Preview
Text (Naskah Publikasi)
PDF NASKAH PUBLIKASI FEBY fix.pdf

Download (741kB) | Preview

Abstract

Latar Belakang: Stunting masih menjadi permasalahan besar untuk sebagian besar Negara di dunia. Pada tahun 2017, sebanyak 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting cukup tinggi dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Hasil integrasi Susenas Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2019 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 27,67 persen. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari. Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah penelitian observasional analitik menggunakan rancangan case control. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus tahun 2021 di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo, Kecamatan Nambo Kota Kendari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 1-5 tahun yang telah diukur dan tercatat dalam buku Register gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo yang berjumlah 907 balita. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariabel dan bivariabel menggunakan uji chi-square pada taraf signifikan α = 0,05 Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 kelompok kasus yakni balita yang menderita stunting, terdapat 44 (59,46%) balita dengan status BBL berisiko atau BBLR dan 30 (40.54%) balita dengan status BBL tidak berisiko atau tidak BBLR. Sedangkan dari 74 kelompok kontrol yakni balita yang tidak menderita stunting, terdapat 23 (31.08%) anak dengan status BBL berisiko atau BBLR dan 51 (68,92%) dengan status BBL tidak berisiko atau tidak BBLR. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara Berat badan lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo tahun 2021 dengan nilai p-value = 0,001 < α = 0,05 dan nilaiX 2 = 12,027. Faktor status Berat Badan Lahir (BBL) anak balita merupakan faktor risiko bagi anak balita usia 1 - 5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari sebesar 3,252. Kesimpulan : Ada hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributioncontributorsNIDN/NIDK
UNSPECIFIEDNurmiaty, NurmiatyNIDN4019088002
UNSPECIFIEDZaenab, SittiNIDN4004036901
Uncontrolled Keywords: Anak usia 1-5 tahun, BBLR, Stunting
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Jurusan Kebidanan > Prodi D-IV (Skripsi)
Depositing User: Unnamed user with email info@poltekkes-kdi.ac.id
Date Deposited: 30 Jun 2022 05:21
Last Modified: 30 Jun 2022 05:21
URI: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/id/eprint/2569

Actions (login required)

View Item View Item